Pengalaman Liburan Ke China Bersama keluarga By Mr.Wahyu
Saya bertiga dengan istri dan anak tiba dari Kuala Lumpur ke Tianjin (China). Dari sana naik bus sekitar 2 jam seharga 40 yuan sampai di Stasiun Bawangfen. Dari terminal bus kami diantar oleh kenalan ke hotel karena rumahnya agak dekat…. nyampe di hotel hampir jam 18.00, isitrahat sebentar terus ke Beijing Railways Stasion beli tiket kereta ke Shanghai……
Waktu tiba di stasiun agak pesimis soalnya kondisinya padat sekali…. Saya kira sudah pada libur karena kami perginya memang hampir mendekati liburan besar Hari Buruh Nasional (1 Mei). Dapat tiket mundur sehari meleset dari jadwal karena semua kereta sudah penuh.
Hari kedua kami ke Greatwall……ngikutin petunjuk ebook China 1 nya pak Agung. Sayangnya kami cuma sampai di Longze karena bus no 20 sedang tidak jalan ke Juyongguan Pass dan pada kenyataannya bus tersebut penuh sesak banget. Mungkin karena pada saat itu tepat hari Minggu ya, jadi banyak wisatawan domestik juga yang tumplek blek mau ke Great Wall….
Akhirnya kami ganti haluan naik bus 919 ke Badailing. Eeh… kami harus rela berdesakan mulai dari naik bus hingga ketika nyampe di Badaling. Agak kurang nyaman dan was-was copet juga sih…
Setelah puas menjelajah Great Wall di di Badaling, kami pulang ke Beijing naik kereta. Saking penuh sesaknya kondisi kereta api, kami nggak dapat tiket dengan tempat duduk. Tiket kereta api kami bayar 14 yuan (tanpa tempat duduk), sementara kalo tiket dengan tempat duduk harganya 17 yuan. Kami tiba akhirnya di Beijing Railways North stasion, trus langsung ke hotel untuk sholat, istirahat dan makan.
Habis maghrib kami naik subway jalan ke Silk Market. Sayangnya cuma kebagian 30 menit saja karena toko-toko di sana udah keburu tutup.
Hari ketiga di pagi hari kami jalan ke Masjid Niujie, sholat di sana, cari makanan muslim di sekitar masjid dan terus ke Temple of Heaven. Karena kemarin masih belum puas belanja, maka hari ini kami lanjut lagi mendatangi Silk Market. Setelah puas berbelanja, kami balik ke hotel untuk istirahat, makan dan sholat. Setelah itu kami pergi lagi ke daerah wangfujing cari sate kambing, hehehehe….
Waktu tiba di stasiun agak pesimis soalnya kondisinya padat sekali…. Saya kira sudah pada libur karena kami perginya memang hampir mendekati liburan besar Hari Buruh Nasional (1 Mei). Dapat tiket mundur sehari meleset dari jadwal karena semua kereta sudah penuh.
Hari kedua kami ke Greatwall……ngikutin petunjuk ebook China 1 nya pak Agung. Sayangnya kami cuma sampai di Longze karena bus no 20 sedang tidak jalan ke Juyongguan Pass dan pada kenyataannya bus tersebut penuh sesak banget. Mungkin karena pada saat itu tepat hari Minggu ya, jadi banyak wisatawan domestik juga yang tumplek blek mau ke Great Wall….
Akhirnya kami ganti haluan naik bus 919 ke Badailing. Eeh… kami harus rela berdesakan mulai dari naik bus hingga ketika nyampe di Badaling. Agak kurang nyaman dan was-was copet juga sih…
Setelah puas menjelajah Great Wall di di Badaling, kami pulang ke Beijing naik kereta. Saking penuh sesaknya kondisi kereta api, kami nggak dapat tiket dengan tempat duduk. Tiket kereta api kami bayar 14 yuan (tanpa tempat duduk), sementara kalo tiket dengan tempat duduk harganya 17 yuan. Kami tiba akhirnya di Beijing Railways North stasion, trus langsung ke hotel untuk sholat, istirahat dan makan.
Habis maghrib kami naik subway jalan ke Silk Market. Sayangnya cuma kebagian 30 menit saja karena toko-toko di sana udah keburu tutup.
Hari ketiga di pagi hari kami jalan ke Masjid Niujie, sholat di sana, cari makanan muslim di sekitar masjid dan terus ke Temple of Heaven. Karena kemarin masih belum puas belanja, maka hari ini kami lanjut lagi mendatangi Silk Market. Setelah puas berbelanja, kami balik ke hotel untuk istirahat, makan dan sholat. Setelah itu kami pergi lagi ke daerah wangfujing cari sate kambing, hehehehe….
Hari keempat, kami memutuskanuntuk ke Tianamen dan Forbidden City. Lagi-lagi tempat wisata ini penuh juga dengan turis lokal, padahal belum masuk hari libur. Mungkin lantaran penduduk China yang super banyak sehingga di mana-mana kelihatan turis lokal. Akhirnya, kami putuskan gak masuk jauh ke Forbidden City, lebih baik belanja kata istri saya…. hehehe. Akhirnya kami belanja lagi untuk terakhir kalinya di Silk market sebelum sore harinya kami berangkat ke Shanghai naik kereta api di Stasiun Beijing South. Kami sengaja pilih jenis kamar yang soft sleeper di kereta api di mana 1 kamar bisa diisi 4 orang. Sempat ketemu dengan keluarga muda keturunan India dari New Zealand yang juga melakukan perjalanan independen ke China.
Hari kelima kami tiba di Shanghai. Dari stasiun kami naik taksi ke hotel. Jalanan lumayan macet karena pas jam berangkat kantor. Sampai di hotel istirahat di lobbi karena masih belum bisa check in (karena masih kepagian). Kemudian kami cari makanan di sekitar hotel dan jalan kaki ke Nanjing Road yang jaraknya Cuma 2 blok saja dari hotel, hehehehe….
Kemudian kami naik bus kota dengan membayar 2 yuan hingga sampai di People’s Square. Pengennya sih mau nyoba naik bus double decker keliling Shanghai. Tapi tiketnya per-orang 300 yuan untuk dewasa sementara untuk anak anak 200 yuan unttk tiga rute perjalanan lengkap plus gratis tiket masuk ke Jade Temple. Untuk standard China sih harga segitu mahal juga. Pantesan aja busnya sepi. Akhirnya kami memutuskanuntuk pergi ke Yuyuan Garden dan mengunjungi pasar yang ada di sebelahnya. Baru sore harinya kami ke The Bund untuk foto-foto sebelum pulang ke hotel untuk makan, istirahat dan sholat. Setelah itu, karena masih penasaran dengan situasi Shanghai di malam hari, kami memutuskan untuk kembali ke The Bund lagi karena konon suasananya kalau malam berbeda dengan siang hari. Dan memang benar sih, The Bund tampak lebih indah saat malam tiba.
Hari keenam, kami pergi lagi ke Nanjing Road mau cari kaos dan suvenir, terus lanjut belanja lagi ke Chingquomao Market sebelum check out dari hotel di siang hari.
Kami pulang lewat Terminal 2 Bandara Shanghai Hongqiao. Kemudian disambung naik kereta api ke Hangzhou (tiket 83 yuan) dengan durasi sekitar 1 jam-an, kemudian disambung lagi naik taksi ke bandara Xiaoshan selama 50 menit (habis 92 yuan). Sebenarnya sih ada bus kota dari stasiun Hangzhou menuju bandara, tapi karena kelihatannya busnya juga sudah penuh sesak, kami akhirnya pilih naik taksi saja. Ada pemandangan menarik yang kami saksikan di stasiun Hangzhou yakni pengaturan taksinya yang sangat tertib. Penumpang antri untuk mendapatkan taksi. Supir taksinya pun juga harus antri untuk mendapatkan penumpang.
Hari ke tujuh kami tiba di Kuala Lumpur saat subuh. Kami menunggu pesawat lanjutan siang hari untuk pulang ke Makasar. Itulah sharing laporan perjalanan saya ke China selama 7 hari.
Hotel di Shanghai (Hotel FX) sangat bagus lokasinya karena ke mana-mana dekat. Cuman ukuran kamarnya agak sempit memang. Sementara untuk Hotel Days Inn di Forbidden City Beijing lokasinya sangat strategis dan ukuran kamarnya pun cukup lapang.
Semoga Cerita Dari pak wahyu bisa menginspirasi anda untuk berlibur ke china dengan hemat dan murah.....
Mau Mengalami pengalaman yang tidak terlupakan ??? Tersedia Travel Hemat Series China 1.....
Hari kelima kami tiba di Shanghai. Dari stasiun kami naik taksi ke hotel. Jalanan lumayan macet karena pas jam berangkat kantor. Sampai di hotel istirahat di lobbi karena masih belum bisa check in (karena masih kepagian). Kemudian kami cari makanan di sekitar hotel dan jalan kaki ke Nanjing Road yang jaraknya Cuma 2 blok saja dari hotel, hehehehe….
Kemudian kami naik bus kota dengan membayar 2 yuan hingga sampai di People’s Square. Pengennya sih mau nyoba naik bus double decker keliling Shanghai. Tapi tiketnya per-orang 300 yuan untuk dewasa sementara untuk anak anak 200 yuan unttk tiga rute perjalanan lengkap plus gratis tiket masuk ke Jade Temple. Untuk standard China sih harga segitu mahal juga. Pantesan aja busnya sepi. Akhirnya kami memutuskanuntuk pergi ke Yuyuan Garden dan mengunjungi pasar yang ada di sebelahnya. Baru sore harinya kami ke The Bund untuk foto-foto sebelum pulang ke hotel untuk makan, istirahat dan sholat. Setelah itu, karena masih penasaran dengan situasi Shanghai di malam hari, kami memutuskan untuk kembali ke The Bund lagi karena konon suasananya kalau malam berbeda dengan siang hari. Dan memang benar sih, The Bund tampak lebih indah saat malam tiba.
Hari keenam, kami pergi lagi ke Nanjing Road mau cari kaos dan suvenir, terus lanjut belanja lagi ke Chingquomao Market sebelum check out dari hotel di siang hari.
Kami pulang lewat Terminal 2 Bandara Shanghai Hongqiao. Kemudian disambung naik kereta api ke Hangzhou (tiket 83 yuan) dengan durasi sekitar 1 jam-an, kemudian disambung lagi naik taksi ke bandara Xiaoshan selama 50 menit (habis 92 yuan). Sebenarnya sih ada bus kota dari stasiun Hangzhou menuju bandara, tapi karena kelihatannya busnya juga sudah penuh sesak, kami akhirnya pilih naik taksi saja. Ada pemandangan menarik yang kami saksikan di stasiun Hangzhou yakni pengaturan taksinya yang sangat tertib. Penumpang antri untuk mendapatkan taksi. Supir taksinya pun juga harus antri untuk mendapatkan penumpang.
Hari ke tujuh kami tiba di Kuala Lumpur saat subuh. Kami menunggu pesawat lanjutan siang hari untuk pulang ke Makasar. Itulah sharing laporan perjalanan saya ke China selama 7 hari.
Hotel di Shanghai (Hotel FX) sangat bagus lokasinya karena ke mana-mana dekat. Cuman ukuran kamarnya agak sempit memang. Sementara untuk Hotel Days Inn di Forbidden City Beijing lokasinya sangat strategis dan ukuran kamarnya pun cukup lapang.
Semoga Cerita Dari pak wahyu bisa menginspirasi anda untuk berlibur ke china dengan hemat dan murah.....
Mau Mengalami pengalaman yang tidak terlupakan ??? Tersedia Travel Hemat Series China 1.....